Salam Pewaris Peradaban!
Sudahkah melakukan perubahan hari ini?
Era
globalisasi identik dengan kemajuan IPTEK yang salah satu produknya
adalah social media. Apa-apa serba cepat ya. Mau tahu soal begini,
tinggal browsing di internet. Kangen sama teman tinggal sapa lewat
social media.
Seakan jarak dan waktu dapat dilalui tapi, mbak Raisa kok masih problem di lagunya dengan jarak dan waktu ? Wkwkkkkk bercandalah
Hal
itu berarti, bahwa tidak semua hal dapat teratasi dengan kemudahan
social media. Kita masih perlu yang namanya tatap muka, social media
adalah media sekunder. Selain memudahkan komunikasi juga dapat menimbulkan beberapa permasalahan. Misalnya saja maraknya berita hoax dan perang komentar. Banyak
sekali komentar-komentar dengan kata kurang sopan di social media tokoh
ternama. "Mereka" aktif mencibir seakan mereka yang paling benar. Nah,
saya pun kepo dengan orang-orang yang berkomentar tersebut, rata-rata
sih pemilik akun yang aktif berkomentar tersebut berusia remaja dengan
private account.
Ada tiga indikasi yang aku temukan :
1. Remaja yang "gemar" berkomentar tersebut sedang berada pada usia labil yang menunjukkan
ketidaksukaannya namun, dengan cara yang kurang tepat.
2. Mengikuti trend social media masa kini yang sebenarnya tidak tepat.
3. Akun yang diprivat menunjukkan mereka tidak berani menunjukkan identitas dirinya.
Apa sih penyebabnya ?
Penyebabnya adalah era globalisasi.
Globalisasi
berarti ketiadaan jarak untuk mengakses segala informasi di dunia ini.
Misalnya, kita dapat mengetahui hal-hal di luar negeri karena kemajuan
teknologi dan informasi. Globalisasi, “Mendekatkan yang jauh, namun bisa
menjauhkan yang dekat.” Seperti kita ketahui dengan kemajuan teknologi
dan informasi membuat orang-orang sangat mudah berinteraksi sekalipun
mereka tidak bertemu langsung. Begitu banyaknya media social online
seperti facebook, instagram, e-mail, twitter, YouTube, yang memudahkan
komunikasi kita dengan orang-orang bahkan, kita dapat berkenalan
walaupun tidak pernah bertatap muka sama sekali.
Mudah
masuknya pengaruh-pengaruh media social akan berdampak pada
perkembangan psikologis seseorang. Terutama yang sangat mengkhawatirkan
adalah mereka yang berusia anak-anak dan remaja yang masih sangat labil
dan mudah terbawa arus yang mengakibatkan efek salah pergaulan. Perlunya
pengembangan jati diri dan pendampingan dari orang tua atau orang
dewasa di sekitar mereka untuk menghindari salah pergaulan tersebut.
Namun, sadar atau tidak, kesibukan-kesibukan aktivitas sehari-hari
terkadang mengurangi waktu kita berbagi dengan mereka yang sangat perlu
bimbingan ini. Ditambah lagi pengaruh social media membuat kita, yang
sepatutnya dapat membimbing justru ikut-ikutan sibuk. Mereka yang
harusnya perlu bimbingan juga ikut-ikutan sibuk dengan dunianya yang
belum tentu baik untuk mereka. Pada akhirnya seiring berjalannya waktu,
masa-masa emas untuk mendampingi mereka menemukan jati diri justru
terlewatkan. Hal yang buruk yang sering terjadi justru kita yang
sepatutnya menjadi pendamping, justru hanya menyalahkan era globalisasi
ketimbang mengintrospeksi diri. Globalisasi tidak hanya merubah IPTEK
tetapi juga masyarakat.
Video
di atas menunjukkan bahwa social media yang seharusnya meniadakan jarak
dan waktu untuk "bersosialisasi" dengan orang-orang di dunia justru
meniadakan kepedulian sosial kita.
Saya sendiri sering mendapat teguran dari Ibu,
"Kamu baru bangun cek hp melulu. Bantu bersih-bersih rumah dulu dong!"
Siapa yang pernah ditegur seperti itu ?
Kesal?
Justru salah kalau kesal, harusnya berterima kasih masih ada yang
menyadarkan kita bahwa kita hidup di dunia nyata bukan dunia maya.
Karena
jadi kebiasaan kalau baru bangun cek hape mulu, eh ngga sadar kalau
waktu berjalan yah keburu siang dan melewatkan pagi hari begitu aja.
Berbicara
soal pagi yang hilang karena sibuk bersocial media, saya pun mencoba
riset jalan pagi ke salah satu ruang terbuka di Denpasar yang biasa
digunakan untuk olahraga warga kota. Yang saya dapati justru kebanyakan
yang berolahraga justru orang tua.
Wah, yang muda pada kemana ni?
Selain itu social media mempengaruhi gaya hidup kita
Sumber : diahcerita.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar